Quantcast
Channel: Blogger Mangga
Viewing all 445 articles
Browse latest View live

Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian 7)

$
0
0
Makam Selawe tempat Pangeran Guru dimakamkan (Dok. Didno)

Pangeran Guru kehilangan akal menerima tantangan Nyi Endang Darma yang pedas didengar telinga itu, maka ia pun berteriak memberi perintah kepada murid-muridnya untuk menangkap Nyi Endang Darma. 

Mendengar perintah sang Guru, maka Pangeran Wisanggeni, Pangeran Bramakendali dan Pangeran Bratakusumah meloncat ke depan untuk menangkap Nyi Endang Darma dan menyeretnya ke luar rumah.

Maka terjadilah pertempuran sengit antara Nyi Endang Darma di satu pihak, dengan Pangeran Guru beserta murid-muridnya di pihak lain. Dalam bitotama (Perang) itu ternyata Nyi Endang Darma tidak kelihatan repot, tetapi tenang-tenang saja menghadapi segala macam serangan yang ditujukan terhadap dirinya. 

Satu demi satu murid Pangeran Guru diserang dengan selendangnya dan dipukul kemudian ditikam dengan kerisnya, sehingga semua murid Pangeran Guru mati dalam pertempuran itu. Yang terakhir tibalah giliran Pangeran Guru sendiri yang dijadikan bulan-bulan oleh Nyi Endang. Setelah merasa puas mempermainkan Pangeran Guru, maka pangeran itu pun mendapat gilirannya untuk dikirim ke akherat. 

Melihat kejadian itu Ki Tinggil sangat prihatin dan takut dimarahi tuannya, karena ia dipesan supaya memelihara kesejahteraan rakyat, menjaga keamanan seta memajukan pertanian dan pembangunan, akan tetapi sebaliknya malah terjadi peristiwa yang sangat menyedihkan itu, yang menyebabkan kematian Pangeran Guru berikut murid-muridnya. Menurut cerita rakyat jenazah para Pangeran itu dimakamkan di belakang Masjid Dermayu (Masjid Penganten) sekarang. 

Ki Tinggil segera memanggil para pembantunya dan berkata kepada Ki Pulaha : Hai Pulaha, amat sedih hatiku jika memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi kemarin itu, Tentu saya kan dimarahi oleh Gusti Wiralodra. Sebelum beliau kembali, kupikir lebih baik aku pergi ke Bagelen untuk memberitahukan beliau tentang terjadinya peristiwa berdarah itu. Tinggallah engkau disini, jagalah keamanan dan kesejahteraan rakyat sebaik-baiknya. 

Tidak diceritakan perjalanan Ki Tinggil dari pedukuhan Cimanuk ke Bagelen, Sekarang Ki Tinggil sudah sampai di Bagelen dan segera menghadap Raden Wiralodra. Ki Tinggil diterima oleh Raden Tumenggung Singalodra dan beliaupun segera menyapanya. 

“Hai Ki Tinggil, aku heran mengapa engkau tiba-tiba datang ke Bagelen, padahal gustimu sedang berada di sini. Apakah ada kejadian yang penting, ataukah barangkali hanya ingin pulang untuk melaporkan perkembangan penduduk disana?. Syukurlah jika hanya berita itu yang akan kau sampaikan”. 

Ki Tinggil sambil menyembah segera berkata : “Duh Gusti, sepeninggal Raden Wiralodra, rakyat di pedukuhan CImanuk dalam keadaan sejahtera, semuanya hidup dengan tenang dan tentram tidak kurang suatu apa pun. Sawah dan ladang tumbuh dengan subur, sementara rakyat senantiasa bekerja keras untuk membangun”. 

Lalu dia melanjutkan pembicaraannya “Tiba-tiba pada suatu hari dengan cara yang aneh sekali, datanglah seorang perempuan yang cantik parasnya diiringkan oleh dua orang abdinya, mohon izin untuk bermukim di daerah pedukuhan CImanuk. Sudah barang tentu hamba izinkan sesuai dengan pesan Raden Wiralodra. Supaya setiap pendatang baru diterima dengan baik dan diberi tempat. 

Kemudian dia melanjutkan pembicaraannya “Wanita itu mengaku bernama Nyi Endang Darma, sedangkan kedua pembantunya bernama Tana dan Tani. Ternyata wanita itu bukan saja cantik rupanya, akan tetapi sangat pandai. Padai bercocok tanam dan pandai mengambil hati rakyat, sehingga semua rakyat mau berguru kepadanya dalam hal bercocok tanam. Kelebihan lain yang dimiliki Nyi Endang adalah dia memiliki kesaktian mandraguna dan mau mengajarkan ilmu kanuragan kepada rakyat. Hamba pun membiarkan saja, sebab memang rakyat perlu dilatih bagaimana cara membela diri, kalau sewaktu-waktu diperlukan”. 

Pendek kata sejak Nyi Endang Darma tiba di pedukuhan Cimanuk, rakyat disana bertambah maju dan rajin bekerja, sehingga Nyi Endang Darma sangat disegani oleh penduduk dan besar pula pengaruhnya. Malahan pernah terlintas dipikiran hamba, alangkah pantasnya andaikata Nyi Endang Darma menjadi isteri Raden Wiralodra. 

Bersambung 
Dikutip dari Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu Karya H. A. Dasuki (Tahun 1977).

Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian Ke-8)

$
0
0
Ilustrasi Nyi Endang Darma (Gambar http://netroartsegeran.blogspot.co.id

Lambat laun Nyi Endang mulai mengajarkan ilmu-ilmu kesaktiannya kepada penduduk, sehingga rakyat berduyun-duyun datang kepadanya untuk berguru, malahan banyak menarik pendatang baru yang sengaja datang hanya untuk berguru ilmu kesaktian kepadanya. 


Tidak berlebihan kiranya jika hamba katakan bahwa pedukuhan Cimanuk bertambah maju dan makmur setibanya Nyi Endang Darma disana, malahan hamba dengan jujur harus mengakui bahwa penguasa daerah Cimanuk itu tanpa disengaja, kenyataannya telah berpindah tangan ke tangan Nyi Endang Darma. 


Walaupun dalam segala gal Nyi Endang Darma tidak pernah meninggalkan musyawarah dengan hamba, demikianlah keadaan daerah Cimanuk dengan rakyatnya yang hidup berbahagia, subur makmur, gemah ripah loh jinawi. 

Tiba-tiba datang Pangeran Guru bersama muridnya sebanyak 24 orang untuk menghukum Nyi Endang Darma yang dianggap menandingi Pangeran Guru, karena Nyi Endang Darma berani mengajarkan ilmu kesaktian kepada penduduk, walaupun Nyi Endang Darma dengan segala kerendahan hati dan sopan santun menyanggah segala tuduhan Pangeran Guru, tetapi di tetap menuduh Nyi Endang Darma sehingga Nyi Endang kehabisan kesabarannya. 

Akhirnya terjadi bitotama atau peperangan antara Nyi Endang Darma dengan Pangeran Guru yang dibantu murid-muridnya. Tetapi tidak seorang pun mampu menandingi kesaktian Nyi Endang Darma. Pertempuran berlangsung beberapa hari lamanya yang diakhiri dengan meninggalnya Pangeran Guru bersama semua muridnya. Itulah sebabnya hamba segera mengahadap kemari. 

Raden Singalodra Tumenggung Bagelen mendengarkan dengan seksama semua laporan Ki Tinggi, kemudian dia berkata “Hai Wiralodra, asal kamu tahu Pangeran Guru dari Palembang tersebut masih saudaramu karena keturunan dari Majapahit juga. Oleh karena itu engkau dan Ki Tinggil harus segera kembali ke Pedukuhan Cimanuk”. 

Raden Singalodra lalu melanjutkan percakapannya “Tangap Nyi Endang Darma, kalau ia melawan, potonglah lehernya, kali ini kau harus membawa saudara-saudaramu, sebab Nyi Endang sangat sakti mandraguna. Berhati-hatilah dalam menentukan segala siasatmu agar Nyi Endang Darma bisa ditangkap dengan mudah”. 

Setelah itu Raden Wiralodra segera berkemas-kemas untuk berangkat ke Pedukuhan Cimanuk. Sesudah mohon do’a restu kepada ayah bundanya, maka mereka kemudian berangkat kembali ke Pedukuhan Cimanuk. 

Sesampainya di Pedukuhan Cimanuk, mereka langsung menuju ke tempat kediaman Ki Tinggil. Jenjang Krawat pembantu utama Ki Tinggil, Bayantaka, Pulaha dan lain-lain sangat bergembira melihat gustinya datang bersama saudara-saudaranya dan tidak pula ketinggalan Ki Tinggil sebagai Lurahnya. 

Setelah mereka beristirahat sejenak, Raden Wiralodra memanggil Ki Puaha seraya berkata “Hai paman Pulaha, ikutilah keberangkatan Ki Tinggil yang menyuruh memanggil Nyi Endang Darma dan pengikutnya supaya datang kesini sekarang juga. Berhati-hatilah paman, jangan sampai ia tidak kebawa kesini sekarang juga. Maka mereka pun berangkat menuju ke rumah Nyi Endang Darma. 

Nyi Endang Darma sangat terkejut melihat kedatangan Ki Tinggil dan Pulaha ke rumahnya, dan mengambil tempat duduk, kemudian membahas kedatangannya. Lalu berkata “Setelah sekian lamanya meninggalkan pedukuhan Cimanuk, apa kabar paman, kemana saja paman pergi selama ini, mengapa paman tidak memberi tahu, sehingga hamba tak sempat memberi bekal apa-apa untuk diperjalanan”. 

Lalu Ki Tinggil menjawab “Tuan puteri, hamba mohon beribu-ribu maaf atas kelalaian hamba pergi meninggalkan pedukuhan ini tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada tuan puteri. Ketika terjadi perkelahian antara Tuan Puteri dengan Pangeran Guru, hamba menyaksikan semua peristiwa menyedihkan itu dari awal hingga akhir, Hamba sangat takut, karena hamba bersembunyi saja di balik semak-semak tidak berani pulang ke kampung. 

Tiba-tiba terlintas di dalam hati hamba untuk meneruskan perjalanan hamba ke Bagelen, hingga akhirnya hamba pergi ke Bagelen. Setelah beberapa lama tinggal di Bagelen hamba kembali ke sini bersama Gusti Raden Wiralodra dan saudara-saudaranya Raden Wangsanegara, Raden Wangsayuda, Raden Tanujaya, dan Raden Ranujiwa. 

Tadi Raden Wiralodra mengutus hamba untuk mengundang Tuan Puteri, agar berkenan datang ke pondok hamba sekarang juga. Gusti Raden Wiralodra sangat menanti kedatangan tuan puteri Nyi Endang Darma. 

Baiklah paman, kata Nyi Endang Darma, hamba akan datang akan tetapi perkenankanlah hamba berganti pakaian sebentar, sambil cepat-cepta masuk ke kamarnya. Sementara Ki Tinggil dan Ki Pulaha menantinya di luar. 

Tidak berselang lama kemudian Nyi Endang Darma pun keluar dari kamarnya setelah mengenakan pakaian yang serba indah dan gemerlap. Bagaikan bidadari baru turun dari Kayangan Nyi Endang Darma kelihatan luar biasa cantiknya sehingga Ki Tinggil dan Ki Pulaha tertegun melihatnya. 

Kalau tidak segera mendengar suara Nyi Endang Darma yang mengajaknya berangkat, mungkin akan lama terdiam. Dengan sikap yang gugup mereka mempersilakan Nyi Endang Darma berjalan di muka dan mereka mengiringnya di belakang. 

Bersambung 
Dikutip dari Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu Karya H. A. Dasuki (Tahun 1977).

Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian Ke-9)

$
0
0
Ilustrasi Nyi Endang Darma (Gambar http://netroartsegeran.blogspot.co.id)

Setibanya di rumah Ki Tinggil, Nyi Endang Darma disambut oleh Raden Wiralodra dan dipersilakan duduk, Nyi Endang Darma segera menyembah dan duduk sambil menundukkan kepalanya, seakan-akan merasa takut menghadapi pandangan Raden Wiralodra. 

Raden Wiralodra Walaupun di dalam hatinya sangat mengagumi kecantikan Nyi Endang Darma dan merasakan adanya sesuatu yang aneh di dalam hatinya, namun perasaannya itu disembunyikannya, maka ia pun segera mulai percakapannya.

“Hamba ini tamu yang baru saja datang, akan tetapi hamba ingin sekali berjumpa dengan tuan puteri. Nyi Endang Darma segera menjawab “Duh gusti, hamba mohon beribu-ribu ampun, kedatangan hamba di pedukuhan ini bermaksud hendak menumpang hidup disini, bersawah dan berladang”. 

“Hamba akan mentaati segala peraturan yang berlaku disini. Ya itu tak mengapa, sahut Raden Wiralodra memohon kalimat Nyi Endang Darma. Sesungguhnya telah hamba perintahkan kepada Paman Tinggil, supaya memberi izin kepada siapapun yang ingin ikut bermukim disini dan mau bergotong-royong membangun pedukuhan yang masih baru ini”. 

“Hanya ada sesuatu hal yang hamba ingin mendengar langsung dari yang bersangkutan sendiri mengenai peristiwa meninggalnya Pangeran Guru bersama murid-muridnya. Ceritakanlah sebenar-benarnya asal mula terjadinya sengketa berdarah itu”. 

Dengan paras muka yang tenang, Nyi Endang Darma memulai ceritanya : Duh gusti, hamba berani bersumpah dengan menyebut nama Allah Yang Maha Kuasa, bahwa hamba berkata sebenarnya, adapun asal mula kejadian peristiwa berdarah itu ialah sebagai berikut : 

Pada suatu hari ketika hamba sedang bekerja di rumah, tiba-tiba hamba dikejutkan dengan kedatangan serombongan orang yang bersenjata lengkap dan berpakaian seperti orang yang akan berangkat ke medan perang. Menurut pengakuannya sendiri mereka itu adalah Pangeran Guru dari Palembang bersama murid-muridnya yang berjumlah 24 orang. 

Seperti biasanya sebagai tuan rumah yang kedatangan tamu, hamba terima mereka dengan sikap ramah-tamah. Akan tetapi tanpa lebih dahulu bertanya itu dan ini, Pangeran Guru yang menjadi pemimpin mereka, memaki hamba dan menuduh hamba yang bukan-bukan, yaitu hamba dituduh menentangnya. 

Karena hamba dituduh mengajarkan ilmu kesaktian kepada rakyat disini. Padahal sebenarnya hamba hanya memberi petunjuk kepada mereka bagaimana cara bercocok tanam yang baik dan bagaimana cara menjaga keamanan di kampung halaman. 

Hamba telah mencoba memberi penjelasan kepada beliau mengenai duduk persoalannya, akan tetapi tampaknya Pangeran Guru tak mau mengerti malahan memerintahkan kepada murid-muridnya untuk menangkap hamba. Duh gusti hamba mohon beribu-ribu ampun dalam keadaan demikian hamba terpaksa membela diri. 

Semua murid Pangeran Guru yang berjumlah 24 orang itu bangkit mengepung hamba dari segala penjuru serta menghujani hamba dengan pukulan-pukulan, bahkan dengan senjata. Salahkah kiranya kalau hamba berusaha untuk menyelamatkan diri dengan sebisa mungkin, sehingga menyebabkan tewas semua muridnya tersebut. 

Melihat hal tersebut Pangeran Guru naik pitam, meskipun hamba memohon agar persoalan itu diakhiri sampai disitu saja, Pangeran Guru bersitegang ingin melanjutkan pertempuran dan hamba pun terpaksa melayaninya hingga Pangeran Guru menemui ajalnya. 

Sebenarnya peristiwa berdarah tersebut tidak perlu terjadi, andaikata Pangeran Guru dapat menguasai emosinya yang meluap-luap. Sampai disitu Nyi Endang Darma mengakhiri ceritanya, kemudian menundukkan kepalanya kembali sebagai tanda sangat menghormati Raden Wiralodra. 

Bersambung 
Dikutip dari Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu Karya H. A. Dasuki (Tahun 1977).

PD BWI Miliki Beras Sehat Berkualitas

$
0
0
PD BWI miliki beras sehat berkualitas

Selain terkenal dengan buah mangganya, Indramayu juga terkenal sebagai penghasil padi dan beras terbesar di Jawa Barat. Tetapi sayangnya beras-beras yang berasal dari Indramayu tersebut jarang yang dibranding nama Indramayu. 


Tapi beruntung sekarang ada beras yang sudah dibranding dengan nama Indramayu. Beras tersebut adalah beras sehat dan pulen dari PD BWI. Produk beras dari PD BWI diberi merek Beras Tiga Tungku dan Beras Pulen BWI. 


Kedua merek tersebut sudah dijual ke beberapa daerah baik di Indramayu dan di luar Indramayu seperti Cirebon, Karawang dan Jakarta. PD BWI (Perusahaan Daerah Bumi Wiralodra Indramayu) sendiri sebenarnya tidak hanya bergerak dibidang produksi dan pengolahan padi tetapi juga bergerak di bidang distribusi pupuk, SPBE, agen elpiji, dan batching plan. 

Beras dari PD BWI tersebut memiliki kelebihan diantaranya selain rasanya yang pulen juga sehat karena beras dari BWI tidak menggunakan pemutih, tanpa pengawet dan tanpa pewangi. Selain itu beras dari BWI juga berasal dari padi pilihan yang diproses dengan mesin modern untuk menjaga kemurnian dan kealamiannya. 

Selain itu, berasnya sehat untuk dikonsumsi, beras dari PD BWI ini berasal dari petani yang ada di Indramayu melalui program Onfarm, dimana PD BWI memberikan bibit padi, pemupukan dan pendampingan kepada petani melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) yang ada di beberapa kecamatan yang ada di Indramayu seperti Kecamatan Juntinyuat, Krangkeng, Balongan, Sindang dan Karangampel. 

PD BWI sudah mengajak petani untuk menggunakan pupuk organik agar tanah tetap sehat dan produktif. Karena selama ini banyak petani di Indramayu yang masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang tidak hanya bisa merusak tanah tetapi juga kualitas berasnya yang tidak sehat untuk dikonsumsi. 

Program Onfarm sendiri saat ini sudah berjalan di 5 kecamatan yang ada di Indramayu dan akan terus dikembangkan ke kecamatan yang lain. Program Onfarm telah mencapai luas 100 hektar dan PD BWI menyerap semua padi yang dihasilkan oleh Gapoktan tersebut untuk diolah menjadi beras sehat berkualitas untuk didistribusikan kepada masyarakat luas. 

Saat ini beras sehat dari PD BWI ada dua jenis yakni jenis premium yang dijual dengan harga Rp. 12.500/kg dan jenis medium dengan harga Rp.9.400/kg dan beras dari BWI ini sudah mendapat label sertifikasi organik dari Sucofindo No.46611/DBBPAi dan uji lab bahan kimia oleh SIG No. SIG.LHP.XI.2016.63744. 

Nah maka tidak heran jika beras sehat BWI ini banyak diminati oleh konsumen tidak hanya dari Indramayu tetapi juga dari daerah lain karena rasanya yang pulen, sehat dan kualitasnya tidak diragukan lagi.

Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian Ke-10)

$
0
0
Ilustrasi Raden Wiralodra 
Raden Wiralodra setelah menanggapi cerita Nyi Endang Darma itu berkata “Jika benar demikian, maka jelaslah bahwa Eyang Pangeran Guru telah berbuat kesalahan. Siapa yang bersalah tentu akan menerima hukumannya. Meskipun beliau kakek hamba, namun hamba tak henda membela yang bersalah”.  

Kemudian dia melanjutkan “Akan tetapi maafkanlah Tuan Puteri, hamba telah terlanjur membawa saudara-saudara hamba dari Bagelen untuk dihadapkan dengan tuan puteri, sudilah tuan puteri menerima tantangan mereka dengan suatu perjanjian. Jika tuan puteri yang menang dalam pertarungan nanti maka yang kalah akan menjadi pelayan tuan puteri, sebaliknya jika tuan puteri yang kalah, maka tuan puteri akan menjadi isteri dari yang menang”.

Dengan memperlihatkan paras muka yang sedih, Nyi Endang Darma berkata “Duh gusti, hamba mohon ampun tidak berani melawan saudara tuan hamba. Hamba hanya memohon menumpang hidup disini, karuniailah hamba yang lemah ini. Kalau tuan hamba tidak berkenan hamba menumpang hidup disini, biarkanlah hamba pergi dari sini dengan damai”.

Bukan itu maksud hamba, tuan puteri, sahut Raden Wiralodra, seperti telah kukatakan, siapapun boleh menetap disini, Bumi disini seperti juga bumi yang lain adalah pemberian Tuhan untuk manusia, termasuk kita, janganlah tuan puteri berkecil hati. Maksud hamba hanya ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana cara tuan puteri menghadapi Eyang Pangeran Guru dan murid-muridnya, dan untuk itu hamba memberikan izin:.

Nyi Endang Darma menjawab “Jika demikian titah tuan hamba, hamba akan menjunjungnya, hanya saja hamba memohon dengan sepenuh hati agar persyaratan yang tuan hamba sebutkan tadi ditiadakan saja dan hamba mohon maaf sebelumnya, jika nanti terjadi hal-hal yang kurang senonoh dan tidak berkenan di hati tuan hamba”.

Selesai mengucapkan kata-kata itu Nyi Endang segera menyembah keluar menuju ke alun-alun. Pertama yang keluar sebagai penantang adalah Raden Tanujaya. Manakala ia sudah berhadapan dengan Nyi Endang Darma, berkatalah ia “Wahai wanita yang cantik rupawan, ketahuilah bahwa yang berdiri di hadapan tuan puteri adalah Tanujaya. Marilah kita bermain, jika tuan puteri kalah, maka tuan puteri harus menyerah untuk menjadi isteri hamba”.

Tanpa berkata sepatah kata pun Nyi Endang Darma bagaikan burung sikatan menerjang Raden Tanujaya sambil memukul dadanya. Raden Tanujaya laksana disambar petih jatuh tunggang langgang, tidak sadarkan diri.

Raden Tanujiwa yang melihat saudaranya jatuh terpelanting dan tidak sadar, dalam hatinya ia berkata “celaka kalau begini naga-naganya, akan tetapi ia tak sanggup menanggung malu kalau ia tidak maju menggantikan kakaknya.

Maka iapun keluar ke arena sambil bekata “Hai Nyi Endang Darma, kiranya tuan puteri benar-benar sakti mandaraguna, cobalah kini Raden Tanujiwa. Laksana banteng Ketaton Raden Tanujiwa menyerang Nyi Endang Darma dengan cara membabi buta. Secepat kilat Nyi Endang Darma mengelak ke samping sambil mengayunkan tinjunya yang tepat mengenai dada Raden Tanujiwa.

Akibatnya parah, berbeda dengan kakaknya yang jatuh terpelanting hingga tidak sadar, Raden Tanujiwa laksana kertas ditiup angin, terbang melayang jatuh dihadapan kakaknya Raden Wiralodra seperti sengaja dibuat demikian sebagai pemberitahuan bahwa anak muda yang masih hijau itu bukanlah lawannya.

Raden Wiralodra tersenyum geli melihat hal ikhwal saudaranya yang menganggap bahwa semua wanita itu adalah makhluk lemah yang bisa diperlakukan semaunya saja, maka ia pun berkata “Hai dinda, sungguh tak kusangka bahwa adinda bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya oleh seorang perempuan. Alangkah malunya hati hamba membawa jago jauh-jauh dari Bagelen, datang kesini dapat dikalahkan oleh ayam betina hanya dengan satu kali pukulan saja.

Bersambung

Dikutip dari Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu Karya H. A. Dasuki  (Tahun 1977).

Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian Ke-11)

$
0
0
Ilustrasi Raden Wiralodra

Sambil tersungut-sungut Raden Tanuwijaya berkata “Coba kanda rasakan betapa hebatnya tlampekan ayam betina itu”. Kemudian Raden Wiralodra menyuruh kakaknya Raden Wangsanegara untuk maju ke arena, akan tetapi Raden Wangsanegara mogok, terus terang mengakui tidak sanggup melawan Nyi Endang Darma. 

Maka Raden Wiralodra memanggil Nyi Endang Darma dan Nyi Endang Darma pun segera datang dan menyembah. Raden Wiralodra berkata “Wahai tuan puteri, harap tuan puteri tidak berkecil hati, sekarang tibalah giliran hamba untuk maju ke arena, karena saudara hamba yang lain tidak sanggup menghadapi tuan puteri marilah kita keluar ke alun-alun”.

Tetapi Nyi Endang Darma dengan sikap seperti orang ketakutan berkata “Duh gusti, hamba mohon ampun tidak berani melawan tuan hamba, biarlah hamba menyerah kalah sebelum bertanding”. 

Jangan begitu, sahut Raden Wiralodra, sudah jamaknya orang yang mempelajari ilmu haruslah menguji dirinya apakah ilmunya itu benar-benar cukup baik. Anggaplah saja sebagai latihan, sementara itu diam-diam Raden Wiralodra berusaha henda menangkap Nyi Endang Darma, akan tetapi Nyi Endang Darma yang memang sudah terlatih baik, nalurinya mendorong dan ia berkelit ke samping sehingga luput dari tangkapan Raden Wiralodra. 

Tanpa disadari mereka terlibat dalam suatu pertandingan adu kesaktian. Raden Wiralodra merasa terkecoh oleh gerakan Nyi Endang Darma yang begitu gesit segera berbalik mengikuti gerak langkah Nyi Endang Darma. 

Sementara itu Nyi Endang Darma yang menyadari bahwa ia tidak akan dapat menghindarkan diri dari terkaman Raden Wiralodra, segera melompat menjauhkan diri dari Raden Wiralodra. Akan tetapi secara aneh Raden Wiralodra telah berdiri dihadapannya. 

Nyi Endang Darma sudah dapat memastikan bahwa ia tidak mungkin lepas dari pengejaran Raden Wiralodra, segera mengubah dirinya menjadi danau yang sangat jernih. Raden Wiralodra yang waspada akan hal itu, segera melepaskan carkranya ke dalam danau itu. Maka danau itu pun lenyap dari penglihatan dan diiringi dengan munculnya seekor ular yang amat besar. 

Hal itu pun segerai diketahui oleh Raden Wiralodra, maka iapun menjelma menjadi garuda. Disambarnya ular itu dan terjadilah pula perkelahian antara ular dan garuda. Kemudian ular pun lenyap dan Nyi Endang Darma masuk ke dalam jambu. 

Akan tetapi Raden Wiralodra waspada akan tingkah laku Nyi Endang Darma, sehingga Nyi Endang Darma tidak dapat membebaskan diri dari pengejaran Raden Wiralodra, maka ia pun segera berganti rupa menjadi seekor burung yang mematuk-matuk jambu tersebut. 

Nyi Endang Darma mengeluh dalam hati, alangkah susahnya membebaskan diri dari pengejaran Raden Wiralodra, kemudian Nyi Endang Darma lari ke gunung dan disana terjadi pula pertempuran. Nyi Endang Darma mencipta dirinya menjadi sebuah bukit, akan tetapi Raden Wiralodra yang mengetahui hal itu segera mengubah dirinya menjadi petir dan menyambar bukit itu. 

Nyi Endang Darma merasa kewalahan mendahi serangan-serangan Raden Wiralodra yang bertubi-tubi datangnya. Maka iapun ia pun meloncat ke sungai Cimanuk. Sampai disitu Raden Wiralodra tertegun tidak ikut meloncat masuk ke dalam sungai Cimanuk. 

Sementara itu terdengar suara yang mengatakan “Duh Raden, hamba tidak sanggup bertanding melawan tuan”. Raden Wiralodra menjawab “Hai Nyi Endang, janganlah tuan hamba bertingkah, menyerahlah kepada hamba dan marilah kita pulang bersama-sama untuk melanjutkan membangun pedukuhan yang telah sama-sama kita rintis untuk anak cucu kita”. 

Kemudian terdengar lagi suara “Duh gusti Raden, maafkanlah hamba, perjalanan hamba masih jauh, janganlah hal itu merisaukan hati tuan hamba, hanya hamba berpesan jika kelak tuan hamba hendak memberi nama pedukuhan ini, maka untuk kenang-kenangan kita berdua, namakanlah pedukuhan ini dengan nama hamba. Kiranya permohonan hamba ini tidaklah berlebihan karena hamba pun ikut mempunyai andil yang tidak sedikit dalam usaha membangun daerah ini”. 

Dengan perasaan masgul Raden Wiralodra pergi meninggalkan tempat itu seakan-akan tanpa tujuan sehingga akhirnya tibalah ia di desa Pegaden dimana saudara sepupunya Raden Wirasetra bermukim. Raden Wirasetra gembira sekali melihat kedatangan Raden Wiralodra yang tidak diduga-duga itu. 

Setelah Raden Wirasetra membahagiakan kedatangan saudaranya sambil berjabat tangan, maka Raden Wirasetra bertanya “Wahai adinda, bagaimana perjalanan adinda mencari sungai Cimanuk apakah sudah berhasil?”. Raden Wiralodra pun menjawab “Alhamdulillah kanda, hamba sudah berhasil menemukan sungai Cimanuk dan hambapun telah mendirikan pedukuhan disana. Kemudian Raden Wiralodra menceritakan semua kisah pertemuannya dengan Nyi Endang Darma dari awal hingga akhir. 

Bersambung 
Dikutip dari Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu Karya H. A. Dasuki (Tahun 1977).

Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian Ke-12)

$
0
0
Ilustrasi Raden Wiralodra

Dalam hatinya Raden Wirasetra sangat kagum dan menghormati keberanian Raden Wiralodra dalam usahanya mencapai cita-citanya, sehingga akhirnya terkabul juga. Kemudian ia pun berkata : Syukurlah dinda jika demikian halnya, kanda hanya ikut mendo’akan semoga pedukuhan itu kelak menjadi negara yang subur dan makmur, tentram raharja bagi semua rakyat dan anak cucu dinda di kemudian hari. 


Setelah tiga hari lamanya beristirahat di rumah Raden Wirasetra di Pegaden, maka Raden Wiralodra meminta diri untuk melanjutkan perjalanannya pulang ke pedukuhan Cimanuk. Meskipun Raden Wirasetra menahannya agar Raden Wiralodra mau tinggal beberapa hari lagi di Pegaden, namun Raden Wiralodra tetap bertekad hendak lekas pulang ke pedukuhan Cimanuk, seakan-akan ada kekuatan gaib yang mendorongnya agar ia segera kembali ke tempat kediamannya. 


Raden Wirasetra yang mengetahui keinginan Raden Wiralodra yang tidak dapat dibujuk untuk menundanya, terpaksa ia melepaskannya. Setelah memperoleh izin dari sepupunya, maka iapun segera berangkat meninggalkan Pegaden menuju ke Cimanuk. 

Setibanya di Cimanuk, tiba-tiba ia mendengar suara hiruk-pikuk datang dari arah Cimanuk sebelah timur. Setelah Raden Wiralodra yakin dari mana datangnya suara itu, maka ia pun segera berangkat menuju tempat itu. 

Tidak jauh di sebelah Timur Tanggul Cimanuk, kelihatan olehnya sekelompok pasukan yang bersorak-sorai seakan-akan pasukan yang baru kembali dari medan perang dengan membawa kemenagan. Raden Wiralodra merasa heran dan bertanya dalam hatinya, apa sebenarnya maksud dan tujuan prajurit itu dan dari mana pula mereka datang. Maka dengan langkah yang cepat Raden Wiralodra menuju barisan itu. 

Adapun barisan itu adalah balatentara Cirebon yang dipimpin oleh Pangeran Arya Kemuning yang kembali dari medan perang di gunung Gundul Palimanan untuk menyakinkan apakah benar lembah sungai Cimanuk ada orang yang mendirikan pedukuhan. 

Raden Wiralodra segera memasuki barisan dan bertemu dengan Patih Dipasara selaku wakil pimpinan dari pasukan itu. Maka Raden Wiralodra pun bertanya : Maafkan tuan hamba, hamba mohon bertanya tentara dari manakah tuan hamba ini dan apakah maksudnyha datang ke lembah Cimanuk ini. 

Patih Dipasara segera menjawab L kami adalah pasukan Pangeran Arya Kemuning yang hendak memeriksa orang yang membuka hutan disini tanpa minta izin lebih dahulu dari Gusti Sinuhun Cirebon, sebab hutan Cimanuk ini adalah wilayah kekuasaan Sultan Cirebon. 

Setelah mendengar keterangan dari Patih Dipasara, Raden Wiralodra berkata : adapun orang yang tuan hamba maksudkan itu adalah hamba. Hamba bernama Wiralodra yang mendirikan pedukuhan disini. Benar hingga kini hamba belum melapor kepada Gusti Sinuhun, karena pembangunan negeri ini belum lagi selesai. Hamba pasti datang menghadap Gusti Sinuhun kelak setelah pembangunan pedukuhan ini selesai. 

Patih Dipasara merasa sangat beruntung karena tanpa disengaja tiba-tiba menjumpai orang yang sedang dicarinya, sehingga tidak perlu membuang-buang tenaga untuk mencarinya. Maka berkatalah Patih Dipasara : Syukurlah kalau begitu, marilah kita sekarang bersama-sama menghadap Gusti Arya Kemuning. 

Tanpa mengeluarkan ucapan sepatah katapun Raden Wiralodra langsung mengikuti langkah Patih Dipasara menuju ke tempat peristirahatan Pangeran Arya Kemuning. Setibanya ditempat perkemahan Arya Kemuning, mereka dipersilakan duduk dan Pangeran Arya Kemuning segera menegurnya : Siapakah orang yang tuan bawa kemari itu hai Patih?. 

Patih Dipasara menjawab bahwa orang ini adalah Raden Wiralodra yang mendirikan pedukuhan disini yang sedang kita cari. Arya Kemuning segera mengalihkan pandangannya kepada Raden Wiralodra dan bertanya : 

“Hai Wiralodra, hamba baru saja menghadap Gusti Sinuhun dan hamba diperintah untuk memeriksa hutan sungai Cimanuk, karena menurut laporan yang diterima oleh Gusti Sinuhun, bahwa disini ada orang yang membuka hutan tanpa memohon izin lebih dahulu kepada Gusti Sinuhun. Bukankah tuan hamba mengetahui bahwa hutan disini termasuk wilayah kekuasaan Gusti Sinuhun Cirebon?". 

Raden Wiralodra yang selama Arya Kemuning bercakap-cakap senantiasa menundukkan kepalanya sebagai tanda penghormatan kepada orang yang dihadapinya, kini mulai mengangkat kepalanya seraya berkata : 

“Sesungguhnya memang hambalah yang memababad hutan Cimanuk ini untuk dijadikan tempat pemukiman, dan benar hamba belum menghadap Gusti Sinuhun untuk memohon izin, akan tetapi hamba telah mendengar bahwa Gusti Sinuhun telah mengumumkan pemberian izin kepada setiap orang yang ingin membuka hutan untuk pemukiman. Berhunbung dengan itu hamba langsung bekerja dan baru kemudian akan melapor setelah pekerjaan selesai. Kalau karen itu hamba dianggap bersalah, maka hamba mohon maaf sebesar-besarnya”. 

Dasar orang tidak tahu adat, mengambil dulu baru minta izin, tukas Arya Kemuning dengan kasar. Mendengar ucapan Arya Kemuning yang ketus itu, hati Wiralodra merasa terbakar, maka ia pun segera menjawab “Hai Arya Kemuning, mengapa tua berkata sekasar itu padahal hamba sudah mohon maaf kalau tindakan hamba itu dianggap melanggar peraturan, walaupun hamba yakni bahwa tindakan hamba akan dibenarkan oleh Gusti Sinuhun. Tunjukkan buktinya bahwa tuan benar-benar mengemban tugas dari Gusti Sinuhun”. 

Mendengar jawaban Raden Wiralodra, Arya Kemuning naik pitam dan memerintahkan kepada Patih Dipasara untuk menangkap Raden Wiralodra, akan tetapi malang baginya karena Raden Wiralodra yang sudah mulai bangkit amarahnya itu, tanpa membuang-buang waktu segera menyambut serangan Patih Dipasara dengan satu tendangan maut yang menyebabkan Patih Dipasara jatuh tersungkur di tanah. 

Melihat keadaan yang tidak menyenangkan itu, Arya Kemuning segera maju menerjang Raden Wiralodra, Arya Kemuning segera menerjang Raden Wiralodra, maka pertempuran sengit terjadi antara kedua satria itu, dorong mendorong dan banting-membanting pun tak terelakan. 

Pada permulaannya kelihatan seakan-akan sama kuatnya, akan tetapi kemudian Raden Wiralodra mendorong Arya Kemuning dengan amat kuatnya, sehingga Arya Kemuning jatuh terjerembab. Manakala ia hendak bangkit maka Raden Wiralodra mengayunkan kakinya secepat kilat dan tepat mengenai lambung Arya Kemuning. 

Arya Kemuning memekik kesakitan sambil bergelimpanan, kemudian ia merangkak mendekati kudanya yang bernama Windu (Haji) dan dengan susah payah ia berusaha menaiki kudanya sambil berteriak “Hai Wiralodra, kalau tuan benar-benar satria, majulah dan rasakan tendangan Si Windu yang telah banyak menhancurkan tentara Rajagaluh. 

Raden Wiralodra dengan tenang menjawab “Hai Arya Kemuning tak usah banyak bicara, majulah bersama dengan kuda yang tuan banggakan itu, hamba tak akan lari walaupun hamba harus mati disini. Arya Kemuning segera memacu kudanya untuk menyerang Raden Wiralodra, akan tetapi Wiralodra yang cepat melihat gelagat yang berbahaya itu, segera mendahului melompat dan menangkap tali kekang kuda Arya Kemuning dengan sekuat tenaganya. 

Akibatnya Si Windu yang terkejut itu mengangkat kedua kaki depannya tinggi-tinggi serta meringkik kesakitan. Ia tak kuasa melangkah kakinya untuk maju ke depan karena tertahan oleh dorongan Wiralodra. Walaupun Arya Kemuning memecutnya agar Si Windu menerjang lawannya. Akibatnya Si Windu menerjang lawannya. Akibatnya Si Windu menjatuhkan diri di atas kedua lututnya sambil meringkik.

Wiralodra yang segera mengerti akan tingkah laku Si Windu yang ketakutan dan kesakitan itu segera melepaskan kendali yang selama ini dipegangnya teguh-teguh. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Si Windu, segeralah ia bangkit dan meloncat lari laksana terbang, walaupun tali kekangnya ditahan keras-keras oleh penunggangnya. 

Demikianlah Si Windu lari dan lari menuju daerah Kuningan tanpa menghiraukan kehendak tuannya. Konon setibanya di perbatasan Kuningan, Arya Kemuning dihempaskan dari punggungnya dan si Windu melompat lari meninggalkan tuannya memasuki hutan. 

Bersambung 
Dikutip dari Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu Karya H. A. Dasuki (Tahun 1977).

Iin Indrayani, Novelis Telaga Hati Shifana Yang Mengaduk-aduk Perasaan Pembacanya

$
0
0
Iin Indrayani (Gambar Facebook.com)

Namanya Iin Indrayani, dia lahir di Indramayu tanggal 4 Agustus 1991 lalu. Dia berasal dari Desa Singaraja blok Ketimpal anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya Burhani adalah seorang nelayan. Sedangkan Ibunya Kaminih adalah seorang pedagang. 

Dia lulus SD pada tahun 2004 di SDN SINGARAJA 1. kemudian melanjutkan sekolah ke SMPN 1 BALONGAN, hingga 2007. Setelah itu dia tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan ekonomi keluarga.

Pada usia 16 tahun, dia mulai mengepakkan sayapnya sebagai Domestic Worker di Singapura sampai tahun 2009. Kemudian merantau kembali ke Hongkong dan bekerja pada keluarga berkebangsaan Inggris, keluarga SLACK, dimana bos mudanya adalah seorang pilot maskapai penerbangan terbesar di Hongkong, Cathay Pasific Airways. Selepas pulang dari Hongkong tahun 2011 lalu dia memilih bekerja di Indonesia pada perusahaan tekstil dan garmen di Cimahi, hingga menikah dan memiliki memiliki seorang putra di sana. 

Pada pertengahan tahun 2015, dia memutuskan untuk merantau kembali ke Luar Negeri. Taiwan adalah tujuan selanjutnya. Dia bekerja sebagai perawat lansia atau Care Taker. Satu tahun pertama, dia belum memiliki inisiatif untuk menjadi seorang penulis novel. 

Saat itu, dia hanya menulis sinopsis serial-serial India di beberapa grup tertutup yang dia kelola. Hingga pada Mei 2017 ini, dia mencoba untuk menulis sebuah cerbung yang setiap hari dia posting di wall facebooknya. Respon positif dari banyak teman-teman di Indonesia dan di Taiwan, membuat dia bersemangat untuk menulis lebih serius lagi. 

Hingga lima bulan setelahnya, tepatnya pada November lalu, dua buah cerbung sudah berhasil dia rombak dan dibukukan menjadi sebuah Novel berjudul Tasbih Kerinduan (130 halaman) dan Relentless Love (380 halaman). 

Pada tahun ini, dia sudah menerbitkan sebuah novel perdana dengan judul TELAGA HATI SHIFANA (230 halaman) secara Indie yang diterbitkan oleh FIRE PUBLISHER dari Pati, Jawa Tengah. Banyak pembaca yang tertarik dengan novel yang satu ini seperti dari Lombok, Bali, Sumatra, dan Pulau Jawa. 

Keterbatasan waktu dan tempat tidak membuatnya terus berkarya. Istirahat malam dia gunakan paling sedikit 3 jam untuk menulis. Istirahat siang, terkadang dia gunakan untuk membaca. Tidak ada komunitas menulis apa pun yang dia ikuti di Taiwan, karena tempat tinggalnya di Taiwan sangat jauh dari perkotaan. Dan dia pun tidak tidak pernah mengambil libur, selain Hari Raya Idul Fitri. 

Nah bagi Anda yang penasaran dengan Novel TELAGA HATI SHIFANA berikut sinopsisnya : 
Novel Telaga Hati Shifana

Novel ini menceritakan seorang bayi yang dibuang oleh orang tuanya di dekat tempat sampah yang kemudian dianggap anak oleh Ibu Lastri dan Bapak Basri. Kehadiran anak tersebut menjadi pengobat kerinduan mereka setelah lebih dari 10 tahun berumah tangga tapi belum memiliki keturunan. 

Basri sendiri yang bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik teh tidak mencukupi kebutuhan keluarganya sehingga Lastri harus membantunya mencari uang untuk keperluan anak angkatnya tersebut dan bekerja sebagai tukang cuci. Mereka berdua bertahun-tahun memendam cerita tentang Shifana secara rapat-rapat sehingga Shifana tidak pernah tahu latar belakangnya. 

Shifana yang dipelihara sejak kecil tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang menawan dengan bola matanya yang biru kecoklatan. Di suatu hari ibu Lastri akan membeli barang di pasar tapi naas di tengah jalan dia ditabrak kendaraan hingga akhirnya meninggal dunia. 

Melihat kejadian tersebut Shifana tak sadarkan diri dari awal hingga ibunya dikuburkan, dia ditemani oleh Mutia dan Ikhsan yang diam-diam menyukai Shifana. Baru malam harinya Shifana tersadar dan Mutia berusaha untuk menenangkan Shifana. Basri yang selama ini baik kepada Shifana ternyata mulai terlihat watak aslinya dan membenci Shifana apalagi Shifana setelah kepergian ibunya tidak tinggal di rumah Basri melainkan di rumah Mutia. 

Tetangganya yang melihat Basri kesepian meminta anaknya untuk kembali dengan perantara tetangganya. Tapi yang dilakukan oleh Basri sudah mulai membuat Shifana marah apalagi dia selalu bilang ke Shifana “anak haram”. Hingga pada suatu hari bapaknya melakukan hubungan badan dengan wanita lain di kamar dan diketahui Shifana sehingga dia dimarahi habis-habisan oleh Basri bahkan dia terjerembab di sudut ruangan dengan bibir berdarah. 

Melihat kejadian tersebut, rekannya Mutia tidak tega melihatnya begitu juga Ikhsan pemuda yang terkenal tampan dan rajin sholatnya memberikan perhatian khusus kepada Shifana. Hingga suatu hari Basri melihat Shifana dekat dengan Ikhsan yang membuatnya marah besar. 

Basri menginginkan Shifana menikah dengan lelaki pilihannya, jika tidak maka dia akan mengungkapkan jati diri Shifana yang merupakan anak haram. Hingga akhirnya pada suatu hari Basri membawa Shifana dengan mobil mewah. Kejadian tersebut ternyata diketahui oleh Mutia dan dengan cepat diberitahukan kepada Ikhsan. 

Rupanya Shifana dibawa Basri kepada salah satu mucikari untuk dijual kepada lelaki hidung belang. Basri sendiri mendapatkan uang jutaan rupiah dari hal itu. Shifana dijebak oleh Rachel (mucikari) dengan memberikan serbuk penenang atau obat tidur saat Shifana sholat di salah satu restoran. Dia dibawa ke salah satu kamar hotel dan diberikan kepada lelaki bernama Gilang. 

Saat Gilang akan membuka baju Shifana, tiba-tiba dia terbangun dan Shifana langsung mendorongnya hingga dia terdorong tetapi karena Gilang badannya kekar dia cepat merangkul kembali Shifana tetapi dalam kondisi terdesak Shifana melihat sebuah gunting yang ada di meja tersebut. Dia mengancam akan membunuh dirinya jika laki-laki tersebut mendekatinya. 

Karena kata-kata Shifana, lelaki tersebut akhirnya luluh dan menyerah dan mulai mengagumi perempuan cantik ini. Shifana menginginkan dia menikah secara sah dengannya daripada harus melakukan hal yang dilarang oleh agama. Shifana meminta Gilang untuk menikahi dia besok. 

Setelah pernikahannya masalah mulai muncul karena Gilang ternyata telah mempunyai seorang isteri dan Shifana menjadi isteri yang kedua. Lalu bagaimana pemuda tampan dan soleh yang tinggal di desa yang begitu mencintainya. 

Penasaran dengan cerita lengkap dari Novel TELAGA HATI SHIFANA ini silakan kontak Facebook Iin Indrayani, atau email iindriyani867@gmail.com.

Hasil Pemilihan Kuwu Tahun 2017 Kabupaten Indramayu

$
0
0

Hari ini 13 Desember 2017 sebanyak 138 Desa di 30 kecamatan Kabupaten Indramayu melaksanakan Pemilihan Kuwu atau Kepala Desa serentak. Pemilihan Kuwu kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten Indramayu. 


Sejak pagi ini warga yang sudah memiliki kartu tanda pemilih sudah bersiap menuju ke Balai Desa yang mengadakan pemungutan suara. Berikut ini hasil pemilihan kuwu tahun 2017 kabupaten Indramayu : 

Kecamatan Indramayu : 
Desa Singaraja : 

Desa Pabean Udik :
Desa Singajaya :
Desa Pekandangan :
Desa Pekandangan Jaya :
Desa Plumbon :

Kecamatan Sindang 
Desa Penyindangan Wetan :
Desa Rambatan Wetan :
Desa Penganjang :

Kecamatan Balongan :
Desa Balongan :
Desa Rawadalem :
Desa Sukareja :
Desa Sudimampir :

Kecamatan Arahan : 
Desa Arahan Lor :
Desa Arahan Kidul :
Desa Linggajati :
Desa Tawangsari :
Desa Sukadadi :
Desa Sukasari :

Kecamatan Cantigi :
Desa Cantigi Wetan :
Desa Panyingkiran Lor :
Desa Lamaran Tarung :
Desa Cemara :

Kecamatan Lohbener :
Desa Pamayahan
Desa Bojong Slawi
Desa Langut

Kecamatan Juntinyuat : 
Desa Dadap :
Desa Tinumpuk :
Desa Junti Weden :
Desa Segeran Kidul :
Desa Limbangan :

Kecamatan Karangampel :
Desa Duku Tengah
Desa Karangampel
Desa Karangampel Kidul
Desa Sendang
Desa Tanjung Sari

Kecamatan Kedokan Bunder 
Desa Kedokan Agung :
Desa Cangkingan :

Kecamatan Krangkeng :
Desa Singa Kerta :
Desa Dukuh Jati :
Desa Luwung Gesik :
Desa Purwa Jaya :
Desa Krangkeng :

Kecamatan Kertasemaya : 
Desa Tenajar Lor :
Desa Larangan Jambe :
Desa Lemah Ayu :
Desa Sukawera :

Kecamatan Sukagumiwang :  
Desa Tersana  :
Desa Cadang Pinggan :
Desa Gedangan :

Kecamatan Jatibarang : 
Desa Jatibarang :
Desa Pawidean :
Desa Lobener :
Desa Lobener Lor :

Kecamatan Widasari : 
Desa Luwi Gede :
Desa Kasmaran :
Desa Kongsi Jaya :
Desa Ujung Jaya :

Kecamatan Bangodua :
Desa Beduyut
Desa Tegal Girang
Desa Malang Sari
Desa Ranca Sari
Desa Mulya Sari

Kecamatan Tukdana
Desa Bodas
Desa Ranca Jawat
Desa Kerticala
Desa Pagedangan
Desa Karang Kerta
Desa Mekar Sari
Desa Lajer

Kecamatan Losarang 
Desa Krimun :
Desa Pegagan
Desa Santing
Desa Losarang
Desa Rajaiyang
Desa Jumbleng

Kecamatan Sliyeg 
Desa Tambi Lor
Desa Sleman Lor
Desa Sliyeg Lor
Desa Tugu Kidul
Desa Mekar Gading

Kecamatan Lelea 
Desa Tugu
Desa Telaga Sari
Desa Tempel
Desa Cempeh
Desa Lelea
Desa Taman Sari
Desa Langgen Sari
Desa Tunggul Payung
Desa Tempel Kulon

Kecamatan Cikedung
Desa Amis :
Desa Loyang :
Desa Cikedung Lor :

Kecamatan Terisi :
Desa Cibereng :

Kecamatan Kroya :
Desa Sumbon :
Desa Sukamelang :
Desa Jaya Mulya  :
Desa Sumber Jaya :

Kecamatan Gabuswetan :
Desa Gabuswetan   :
Desa Gabuskulon    :
Desa Rancahan      :
Desa Rancamulya :
Desa Sekarmulya   :
Desa Babakanjaya  :

Kecamatan Kandanghaur : 
Desa Bulak
Desa Parean Girang
Desa Karangmulya :
Desa Kertawinangun :
Desa Curug
Desa Soge
Desa Pranti

Kecamatan Bongas : 
Desa Sidamulya
Desa Kertamulya
Desa Cipaat
Desa Plawangan
Desa Cipedang

Kecamatan Sukra : 
Desa Sukra
Desa Bogor
Desa Sukrawetan
Desa Sumur Adem
Desa Sumur Adem Timur

Kecamatan Patrol 
Desa Sukahaji
Desa Arjasari
Desa Patrol Lor
Desa Patrol

Kecamatan Anjatan :
Desa Cilandak
Desa Salam Darma
Desa Wanguk
Desa Kedungwungu

Kecamatan Haurgeulis :
Desa Haur Kolot
Desa Mekar Jati
Desa Suka Jati
Desa Sidadadi
Desa Wanakaya
Desa Sumbermulya

Kecamatan Gantar :
Desa Baleraja
Desa Mekarjaya
Desa Situraja

Catatan : 
Data akan terus di update setelah pemungutan suara



Oleh-oleh Dari Karangsong Ini Diburu Pengunjung

$
0
0
Tanaman hias oleh-oleh Karangsong (Gambar FB Darmin)

Setiap berkunjung ke destinasi wisata biasanya selain menikmati pemandangan dari obyek wisata tersebut, mereka mencari kuliner dan oleh-oleh berupa makanan khas, aksesoris, pakaian dan lain-lain yang bisa dibawa pulang. 

Begitu juga dengan pengunjung yang datang ke obyek wisata andalan di Indramayu yakni Pantai Karangsong. Mereka biasanya mencari oleh-oleh untuk diberikan kepada orang tercinta, digunakan sendiri atau sebagai hiasan di rumah. 
Gantungan Kunci (Gambar FB Darmin)

Peluang ini dimanfaatkan oleh Darmin dan rekan-rekannya di Rumah Berdikari Karangsong dengan membuat oleh-oleh berupa aksesoris berupa gantungan kunci dan tanaman hias yakni bunga sri rejeki dengan buble warna-warni. 
Gantungan Kunci (Gambar FB Darmin)

Tanaman hias yang dijual seharga 25 ribu per buahnya saat liburan sekolah, natal dan tahun baru ini laku terjual sebanyak puluhan buah yang dijajakan di sekitar pantai Karangsong dan sekitarnya. Begitu juga dengan gantungan kunci banyak dipesan oleh pengunjung atau pesanan orang yang akan hajatan atau untuk souvenir lainnya harganya bervariasi dari 5 - 50 ribu tergantung ukuran dan desainnya. 

Gantungan Kunci Wayang (Gambar FB Darmin)

Tetapi bagi Anda yang ingin membeli secara langsung bisa datang ke Rumah Berdikari (Waroeng Reang) yang lokasinya tidak jauh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Karangsong. Selain itu pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh berupa olahan mangrove seperti kopi mangrove, teh mangrove, sirup, kecap dan lain-lain di tempat ini.

Untuk pemesanan oleh-oleh khas Indramayu ini bisa hubungi :

Darmin
HP. 087727480310

Peserta Workshop Menulis dan Menerbitkan Buku di Indramayu Membludak

$
0
0
Bupati Indramayu, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Indramayu dan panitia (Dok. Deni Sanjaya) 

Di luar dugaan panitia, animo guru-guru di Indramayu terhadap kegiatan workshop menulis dan menerbitkan buku untuk guru se-Indramayu membludak sehingga peserta yang tadinya hanya ditargetkan 200 peserta ternyata lebih dari itu sehingga tempat pelaksanaannya pun harus dipindahkan. 

Semula tempat pelaksanaan workshop menulis dan menerbitkan buku akan diadakan di SMPN Unggulan Sindang tetapi karena pesertanya membludak akhirnya dipindahkan ke Aula Nyi Endang Dharma Universitas Wiralodra Indramayu. 

Peserta workshop menulis dan menerbitkan buku mayoritas adalah kalangan pendidik dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Selain itu banyak pula yang datang dari para pengawas atau penilik sekolah yang ingin menimba ilmu dari para pakar yang selama ini sudah sering menulis dan menghasilkan karyanya berupa buku dan tulisan di media cetak. 

Acara workshop menulis dan menerbitkan buku di Indramayu dibuka oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, yang juga memberikan perhatian khusus kepada sekolah-sekolah di Indramayu dengan memberikan bantuan buku. Tidak hanya di sekolah, di madrasah, mushola dan masjid pun diberikan bantuan buku agar masyarakat bisa melihat jendela dunia. 

Selain Bupati Indramayu, hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu Dr. H. M. Ali Hasan yang memberikan informasi bahwa saat ini hampir semua sekolah diberikan bantuan buku tetapi sayangnya dari banyaknya buku yang diberikan tersebut tidak ada penulis buku dari Indramayu. Oleh karena itu dia sangat mendukung kegiatan workshop menulis dan menerbitkan buku tersebut. 

Kegiatan workshop ini juga menghadirkan Ferry Curtis yakni musisi yang konsen terhadap literasi. Lagu-lagunya mayoritas berisikan ajakan untuk gemar membaca. Karena dengan membaca suatu negara bisa lebih maju. 


Setelah sambutan Bupati Indramayu dan Kepala Dinas Pendidikan mendapatkan penghargaan dari Majalah Guneman. Bupati Indramayu mendapat penghargaan sebagai Bupati yang peduli dengan literasi di Jawa Barat, sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu mendapatkan penghargaan sebagai Kepala Dinas yang peduli dengan literasi di Jawa Barat. 

Pembicara utama dari kegiatan workshop menulis dan menerbitkan buku untuk guru-guru se-Indramayu ini adalah Supriyanto, S.Pd, M. M.Pd yang berprofesi sebagai pengawas dan juga penulis buku dan penulis di beberapa media cetak lokal dan nasional. 

Pada kesempatan ini, Supriyanto menjelaskan bagaimana cara menulis kreatif. Dia mengajak peserta workshop untuk belajar menulis. Tidak harus yang sulit, cukup dengan yang sederhana saja seperti menulis tentang pengalaman, hobi, cerita fiksi, puisi dan lain-lain. 

Selain itu ada juga pembicara lainnya yakni Esep M. Zaini yang berprofesi sebagai Pemred Majalah Pendidikan Guneman memberikan penjelasan bagaimana cara menerbitkan buku dan agar tulisannya diterima di media cetak. 

Workshop menulis dan menerbitkan buku ini agak berbeda dengan workshop lainnya karena panitia akan memberikan sertifikat setelah peserta mengirimkan tulisan baik berupa cerita pendek, puisi, fiksi, jurnal atau yang lainnya kepada panitia, demikian diungkap oleh Yoyon Supriyono kepada BloggerMangga.com.

Sawah Dengan Padi Black Madras Banyak Diburu Penggemar Selfie

$
0
0
Foto di Sawah dengan padi varietas Black Madras (Dok. Didno)

Indramayu merupakan salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat dan salah satu kabupaten penyumbang beras terbesar di Indonesia. Berbagai varietas padi tumbuh subur di dataran rendah yang rata-rata kurang dari 100 meter di atas permukaan laut ini. 

Ada banyak varietas yang ditanam petani di Indramayu diantaranya ada yang menanam padi varietas IR, Inpari, Ciherang, Pandan Wangi atau padi lokal bernama Kebo. Tapi beberapa tahun ini muncul varietas yang banyak mendapat perhatian warga yakni varietas Black Madras.

Tahun 2017 lalu padi varietas Black Madras sempat menjadi perhatian warga terutama pengendara lalu lintas di wilayah Situraja kecamatan Gantar. Ada sekitar dua hektar tanaman padi yang ditanami varietas Black Madras yang berdasarkan penelitian memiliki kandungan gula yang rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula atau diabetes. 

Kini padi varietas Black Madras ditanam di beberapa tempat di Indramayu, salah satunya adalah di Blok Rong Desa Sekarmulya Kecamatan Gabuswetan. Padi yang ditanam di Sawah Bapak Karsan ini ditanam berbarengan dengan tanaman padi yang ada di sekitarnya. 

Padi varietas Black Madras memiliki daun berwarna ungu tua dan sangat mencolok dibandingkan dengan tanaman padi yang ada di sekitarnya, dan karena lokasinya tidak jauh dari jalan desa antara Blok Rong dengan Desa Rancahan Cabang maka tanaman ini terlihat jelas. 

Camat Gabuswetan sedang melihat padi varietas Black Madras (Dok. Moh. Iskandar)

Karena menarik perhatian dan sawahnya dekat dengan jalan, kini banyak orang yang hobi selfie atau wefie di sawah dengan latar belakang tanaman padi varietas Black Madras ini. Apalagi setelah beberapa hari yang lalu Camat Kecamatan Gabuswetan Bapak Mohamad Iskandar mendatangi lokasi ini karena merupakan varietas baru di wilayahnya. 

Jika Anda penasaran dengan tanaman padi varietas Black Madras tersebut dan mendatangi lokasi tersebut untuk berfoto selfie atau swafoto di sawah tersebut. Untuk Anda yang ingin berswafoto saat terbaik adalah waktu pagi atau sore hari.

Serunya Renang Di Kolam Renang 3 Bintang Firdaus

$
0
0
Kolam renang 3 Bintang Firdaus Terisi (Dok. Didno)

Indramayu memiliki banyak obyek wisata yang menarik, dari wisata alam, seni budaya, kuliner hingga wisata buatannya. Salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi saat liburan atau akhir pekan adalah kolam renang 3 Bintang Firdaus

Kolam renang 3 Bintang Firdaus yang terletak di Blok Lengek Desa Jatimulya Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu ini menjadi salah satu obyek wisata yang layak dikunjungi bersama teman keluarga atau orang tercinta.
Tiket Masuk Kolam Renang 3 Bintang Firdaus (Dok. Didno)

Harga tiket masuk ke Kolam Renang 3 Bintang Firdaus Terisi ini terbilang cukup terjangkau yakni hanya 15 ribu untuk dewasa dan 10 ribu untuk anak-anak kecuali anak di bawah 2 tahun tidak dikenakan biaya alias gratis. 
Spot fotografi tempat menarik di dunia (Dok. Didno)

Setelah pemeriksaan tiket, pengunjung bisa berswafoto di spot yang telah disediakan pihak pengelola. Saat ini ada beberapa gambar yang dijadikan obyek fotografi seperti Candi Prambanan, air terjun Niagara, Patung Singa di Singapura, Bunga Tulip di Belanda atau di taman Sakura Jepang. 

Taman Sakura Jepang (Dok. Didno)

Puas berswafoto di spot khusus, Anda bisa berjalan menyusuri taman payung yang tergantung di atas jalan menuju ke kolam renang. Puluhan payung yang dipasang pengelola di atas jalan menuju kolam renang menambah spot yang instagramable di tempat ini. 
Ikon Kolam Renang 3 Bintang Firdaus (Dok.Didno)

Pengunjung juga bisa berswafoto atau berwefie di tulisan 3 Bintang Firdaus yang ada tidak jauh dari loket pembelian tiket. Biasanya pengunjung belum lengkap kalau tidak foto disini karena dianggap sudah datang ke tempat ini. 
Taman Labirin (Dok. Didno)
Di sekitar ini tempat ini ada beberapa obyek fotografi yang menarik seperti rumah hobbit, taman bertulisan I Love You, ada juga taman labirin yang ujungnya adalah spot untuk fotografi berbagai tempat menarik di dunia. 

Naik Sepeda Onthel (Dok. Didno)

Bagi pengunjung yang hobi fotografi bisa juga menggunakan spot-spot yang sudah disediakan pengelola diantaranya adalah sepeda ontel yang membawa bunga. Spot ini sangat cocok untuk pengunjung terutama kaum Hawa. 
Kolam Teratai (Dok. Didno)

Tidak jauh dari spot sepeda, ada kolam renang yang diubah menjadi kolam bunga teratai. Untuk bisa mengambil gambar bunga teratai dalam kondisi mekar sebaiknya ke tempat ini sebelum siang hari karena setelah siang hari bunganya sudah kuncup kembali. 
Rumah Bunga (Dok. Didno)

Setelah tempat ini pengunjung bisa berfoto selfie atau wefie di spot depan rumah yang dihiasi bunga-bunga yang menarik. Selain itu tersedia topi cantik untuk kaum hawa yang seolah-olah sedang berada di suatu sudut pedesaan. 
Kolam Ember Tumpah (Dok. Didno)

Sebagai salah satu obyek wisata kolam renang di tempat ini ada beberapa kolam renang, ada kolam dengan ember tumpah, kolam khusus anak-anak, kolam dengan perosotan tinggi, kolam dengan perosotan sedang, dan kolam untuk renang standar untuk perlombaan. 

Kolam renang dengan perosotan (Dok. Didno)
Di kolam renang ini ada beberapa tempat para pengunjung bersantai ada yang di bawah pohon bambu, di dekat kolam renang juga sudah ada beberapa tempat yang dibuat oleh pengelola berbentuk jamur atau gazebo. 

Taman Jomblo (Dok. Didno)
Yang menarik dari Kolam Renang 3 Bintang Firdaus saat ini adalah spot bernama Taman Jomblo. Sebelum menuju ke taman Jomblo pengunjung akan melintasi jembatan bernama Jembatan Cinta. Karena banyak ornamen-ornamen berbentuk hati. 
Jembatan Cinta (dok. Didno)
Selain itu di taman jomblo terdapat beberapa tempat foto seperti gazebo yang terbuat dari akar pohon, rumah yang dindingnya menggunakan potongan kayu, ada juga rumah misteri, dan lain-lain. Menariknya tempat ini sangat rindang dan bagus untuk fotografi. 
Rindangnya pohon jati di taman Jomblo (Dok. Didno)
Rasanya pengunjung akan sangat puas renang di tempat ini, selain karena bisa menikmati kolamnya tetapi juga bisa merasakan suasana dan taman-tamannya yang asri dan rindang. Di tempat ini juga tersedia banyak tempat-tempat untuk menikmati makan dan minum dengan harga yang masih wajar. 
Taman Cinta (Dok. Didno)
Bagi Anda yang penasaran dengan Kolam Renang 3 Bintang Firdaus Terisi Indramayu ini, silakan lihat video berikut ini :

Ini Persyaratan Memperpanjang STNK Kendaraan Bermotor

$
0
0
SAMSAT Haurgeulis (Dok. Didno)

Membayar pajak adalah kewajiban warga yang memiliki obyek pajak. Salah satu obyek pajak yang harus dikenakan pajak adalah ketika warga negara memiliki kendaraan bermotor. Setiap tahun pemilik kendaraan harus membayar pajak. Karena jika tidak membayar pajak, saat operasi lalu lintas oleh kepolisian akan dikenakan tilang. 

Kini membayar kendaraan lebih mudah karena ada SAMSAT Keliling yang biasanya mangkal di beberapa titik untuk mempermudah masyarakat dalam membayar kendaraan bermotor. Tetapi setiap 5 tahun sekali kendaraan tersebut harus diperbaharui STNK-nya (Surat Tanda Nomor Kendaraan) karena harus ganti dengan yang baru.

Dari sekian banyak warga mungkin ada masyarakat yang belum mengetahui persyaratan untuk memperpanjang STNK. Berikut persyarakat memperpanjang STNK Sepeda motor atau mobil
  • Sepeda motor atau mobilnya dibawa untuk pengecekan nomor rangka dan nomor mesin 
  • KTP Asli 
  • STNK Asli 
  • BPKB Asli 
  • Fotocopy KTP (Kalau belum ada atau belum jadi sebaiknya membawa KK (Kartu Keluarga) yang asli sebanyak 2 lembar 
  • Fotocopy STNK 2 lembar 
  • Fotocopy BPKB 2 lembar 
Formulir dan stiker untuk pengecekan fisik kendaraan (Dok. Didno)

Berikut alur memperpanjang STNK, datang ke SAMSAT terdekat, kemudian masuk ke ruang pendaftaran, lalu ke bagian pengecekan kelengkapan, kemudian mendatangi bagian pengecekan fisik nanti diberi formulir dan stiker untuk pengecekan fisik kendaraan, pengecekan nomor rangka dan mesin, kemudian tunggu di depan kasir, lalu bayar dan pengambilan plat nomer kendaraan. 

Pengambilan plat nomer kendaraan tidak bisa diambil secara langsung untuk SAMSAT Haurgeulis biasanya menunggu selama 1 minggu sedangkan untuk SAMSAT Indramayu biasanya bisa langsung diambil setelah pembayaran selesai. 

Menikmati Kuliner Lokal Rumbah Semanggen dan Pepes Peda Bu Kasni

$
0
0
Rumbah Semanggen Bu Kasni Karangsinom (Dok. Didno)

Indramayu memiliki kuliner lokal yang beragam, salah satu yang terkenal dan hampir di setiap desa ada adalah Rumbah. Rumbah merupakan makanan sejenis gado-gado yang biasanya terbuat dari daun kangkung atau semanggen yang direbus ditambah dengan tauge yang disiram air panas kemudian ditambah sambal. Sambal rumbah ini berbeda-beda ada yang sambal kacang, sambal petis dan lain-lain. 

Tetapi jika Anda berkunjung ke Desa Karangsinom atau Karanganyar Kecamatan Kandanghaur maka Anda akan menemui pedagang rumbah yang legendaris namanya Ibu Kasni. Dia sebenarnya berasal dari Desa Wirapanjunan tetapi tempat jualannya di jalan Karangsinom – Gabuswetan tepatnya di depan toko Indra Karangsinom.

Ibu Kasni dengan dagangannya (Dok. Didno)

Ada dua varian rumbah yang dijual ibu Kasni yakni rumbah semanggen, dan rumbah kangkung. Sambalnya pun berbeda, kalau rumbah kangkung sambalnya disebut sambal asem sedangkan rumbah semanggen sambelnya sambel kacang. 

Rasa dari rumbah Ibu Kasni ini memang sedap dan nikmat baik yang rumbah semanggen atau rumbah kangkung, terutama saat disantap dengan nasi atau dimakan secara langsung. Sayangnya karena tempatnya yang sempit di depan toko orang lain, pelanggan tidak bisa menikmati makanan tersebut di tempat harus di bawa pulang.

Harga rumbah semanggen dan rumbah kangkung masih terjangkau yakni sebesar Rp.3.000,- sedangkan untuk semur jengkol satu bungkus hanya Rp. 5.000,-. Sementara itu untuk pepes ikan peda hanya dikenakan harga Rp.7.000,-. Sedangkan untuk pepes ayam, pepes telor rajungan dikenakan harga Rp.3.000,-/bijinya.

Pepes Peda (Dok. Didno)
Selain rumbah semanggen dan rumbah kangkung, masakan Ibu Kasni yang banyak diburu pencinta kuliner di wilayah Kandanghaur, Gabuswetan, dan Kroya ini adalah Pepes Ikan Peda. Pepes ikan peda juga memiliki dua varian yakni bumbu kelapa, dan bumbu cabai hijau. Pepes ikan peda Ibu Kasni ini tidak hanya diburu oleh pelanggan dari wilayah sekitar tetapi terkadang dari daerah lain yang sengaja datang atau mampir ke tempat jualan Ibu Kasni ini. 

Selain rumbah dan pepes peda, ibu Kasni juga menjual sayur asem, sayur sop, pepes ayam, pepes telor rajungan, pepes tahu dan semur jengkol. Semur jengkol ibu Kasni ini banyak disukai oleh pelanggannya selain karena rasanya yang gurih dan sedap, juga karena semur jengkol buatan ibu Kasni ini tidak bau. Sehingga membuat pelanggannya ketagihan ingin membeli semur jengkol lagi. 

Warung rumbah semanggen ibu Kasni buka dari pukul 9 pagi sampai jam 5 sore. Tetapi terkadang jarang sampai sore karena biasanya sudah ludes terlebih dahulu. Warungnya selalu ramai dikunjungi terutama pada saat jam makan siang. Jika Anda penasaran dengan Warung Rumbah Bu Kasni silakan lihat video di bawah ini : 



Beras Andalan Indramayu Mulai Digemari Warga Cirebon dan Bandung

$
0
0
Beras PD BWI

Selama ini beras-beras dari Indramayu banyak yang didistribusikan ke kota besar seperti Jakarta, Bandung dan lain-lain. Tetapi ratusan ton beras yang didistribusikan setiap harinya tersebut tidak semua menggunakan branding atau merek yang mencantumkan nama Indramayunya sebagai asal beras tersebut. 

Para pemilik pabrik penggilingan beras di Indramayu hanya mengirim dan menjual ratusan ton yang dikemas dalam karung tanpa merek dan para pengusaha di kota besar tersebut yang membubuhkan merek dengan kemasan yang baru.

Tetapi sekarang beruntung ada perusahaan daerah yang mulai memasarkan beras asli dari Indramayu tersebut ke produsen dengan brand atau merek sendiri. Perusahaan daerah tersebut adalah PD BWI (Perusahaan Daerah Bumi Wiralodra Indramayu). 

Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa PD BWI memiliki beras dengan brand yang tidak kalah dengan beras merek lain yang sudah dikenal di pasaran. Beras andalan dari Indramayu ini dikenal dengan merek Beras Tiga Tungku BWI dan Beras Sehat Kepala BWI

Beras produksi PD BWI
Kedua merek beras tersebut merupakan beras produksi dari PD BWI (Perusahaan Daerah Bumi Wiralodra Indramayu) yang dalam prosesnya menggunakan mesin-mesin canggih dan modern yang menggunakan sistem komputerisasi dan digital yang terintegrasi. Mesin-mesin canggih ini dapat melakukan pengeringan gabah hingga pengemasan beras hasil produksi. 

Berasnya kini mulai digemari tidak hanya oleh warga Indramayu sendiri tetapi juga sudah dipasarkan ke wilayah lain seperti Cirebon, Karawang, Bandung dan beberapa daerah lainnya. Mereka rata-rata menyukai beras keluaran PD BWI ini karena beberapa faktor. 

Beras-beras produksi PD BWI tersebut dijamin tidak menggunakan pemutih, pengawet, dan tidak menggunakan pewangi, seperti diungkap oleh Surya (Direktur Pemasaran PD BWI). Rasanya pun pulen dan yang pasti adalah sehat. 

Beras dari PD BWI ini berasal dari petani yang ada di wilayah Indramayu melalui program Onfarm. Program ini merupakan program dari PD BWI yang memberikan bibit padi, pemupukan dan pendampingan kepada petani melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Saat ini ada di beberapa kecamatan yang ada di Indramayu seperti Kecamatan Juntinyuat, Krangkeng, Balongan, Sindang dan Karangampel. 

PD BWI saat ini sedang gencar-gencarnya mengajak petani untuk menggunakan pupuk organik agar tanah tetap sehat dan produktif. Sehingga beras yang dihasilkan lebih sehat dan layak dikonsumsi. Selain itu tidak merusak tanah. 

Saat ini beras sehat dari PD BWI ada dua jenis yakni jenis premium yang dijual dengan harga Rp. 12.500/kg dan jenis medium dengan harga Rp.9.400/kg. Beras dari BWI ini sudah mendapat label sertifikasi organik dari Sucofindo No.46611/DBBPAi dan uji lab bahan kimia oleh SIG No. SIG.LHP.XI.2016.63744. 

Sebagai masyarakat Indramayu tentu kita bangga karena memiliki beras dengan brand atau merek Indramayu yang mulai digemari oleh masyarakat dari kota lain.

Indramayu Segera Miliki Agrowisata Mangga Terbesar dan Terluas

$
0
0
Peresmian Gedung Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Indramayu (Dok. Didno)

Selama ini nama Indramayu identik dengan sebutan Kota Mangga. Mangga yang paling terkenal adalah mangga Cengkir, Gedong Gincu dan Harum Manis. Walaupun buahnya melimpah pada saat musim mangga tetapi belum ada yang mengelolanya secara khusus dan bisa dijadikan sebagai tempat agrowisata. 

Tetapi kini sedang dikembangkan agrowisata mangga terbesar dan terluas di Indramayu di lahan seluas 15 hektar yang sedang dirintis oleh Pak H. Urip dan kawan-kawan dalam wadah Kelompok Tani Hortikultura Agrimania di Situ Bolang Desa Jatisura Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu.

Tidak hanya menanam pohon mangganya saja tetapi Kelompok Tani Hortikultura Agrimania juga merenovasi Gedung Pendidikan dan Pelatihan Pertanian yang sebagian dananya dari CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina RU VI Balongan yang diresmikan hari ini Kamis (25/01/2018). 

Pihak Pertamina RU VI Balongan sedang memberikan sambutan (Dok. Didno)

Gedung ini nantinya bisa digunakan untuk pendidikan dan pelatihan para pelajar, mahasiswa, peneliti atau petani dari berbagai daerah di Indonesia yang ingin menimba ilmu tentang pembibitan dan pengembangan buah khususnya mangga, klengkeng, jambu air, salak, alpukat dan kurma. 

Ke depan tempat ini akan digunakan untuk agrowisata, selain dekat dengan Situ Bolang yang memiliki pesona danau dan perikanannya, juga digunakan untuk obyek wisata. Wisatawan nantinya tidak hanya menikmati keindahan tanaman mangganya saja tetapi juga bisa petik buah mangga, seperti diungkap H. Urip. 

Gedung ini rencananya akan diresmikan secara langsung oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah tetapi karena ibunya meninggal dunia akhirnya diwakili oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pertanian Takmid beserta Dinas terkait, dan Ketua Yayasan Durian Indonesia, Muhammad Reza Tirtawinata. 

Sementara dari pihak GM Pertamina RU VI Balongan pun diwakili General Affairs Manager Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan Hartanto. Dia mengatakan “Kami juga sedang mengembangkan kerjasama dengan Agrimania untuk budidaya 400 pohon mangga di lahan Perumahan Pertamina RU VI, Bumi Patra, Indramayu”. 

Dr. Ir Mohamad Reza Tirtawinata, MS (Dok. Didno)

Pada kesempatan itu Dr. Ir. Mohamad Reza Tirtawinata, MS yang merupakan keturunan Indramayu dari Ibunya tersebut memberikan masukan kepada peserta yang hadir dalam kegiatan ini. Ada beberapa tanaman yang bisa dikembangkan di dataran rendah seperti Indramayu selain mangga. 

Di antaranya adalah kurma yang ternyata bisa tumbuh dan berkembang di dataran rendah dan di iklim tropis dia mencontohkan seperti di Thailand. Selain Kurma, bisa dikembangkan buah klengkeng, buah naga, melon, dan pohon kelor. 

Daun kelor juga ternyata memiliki kandungan potasium 3 kali lebih baik dari pisang, 4 kali vitamin A dari wortel, 25 kali zat besi pada bayam, 7 kali vitamin C pada jeruk, 4 kali kalsium susu, dan 3 kali protein Yoghurt. 

Selain itu daun kelor juga bermanfaat untuk kesehatan seperti mencegah penyakit diabetes, mencegah kanker, dan rematik. Saat ini peminat daun kelor dalam bentuk serbuk sangat tinggi sementara persediaannya masih terbatas. Menurutnya “ini merupakan peluang yang layak untuk dikembangkan termasuk di Indramayu”.

Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian Terakhir)

$
0
0
Ilustrasi Raden Arya Wiralodra

Cerita ini merupakan lanjutan dari Tulisan Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu (Bagian ke-12). Wiralodra yang merasa telah aman dari gangguan Arya Kemunging dengan pasukannya, kemudian segera kembali ke Pedukuhan Cimanuk. 

Tidak lama sesudah terjadinya peristiwa itu, terlintas di hati Wiralodra suatu keinginan untuk meresmikan berdirinya pedukuhan Cimanuk dan memberikan nama yang tetap.

Setelah ia berunding dengan para pembantunya terutama Ki Tinggil, maka mulailah mereka mengadakan persiapan pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan, karena ia bermaksud lebih dulu mendirikan “Tarub Agung” (Pendopo) untuk berkumpul dan bermusyawarah mengenai jalannya pemerintahan. 

Saat bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pendopo sudah siap semuanya, mulailah Raden Wiralodra dan rakyatnya membangun Tarbu Agung dengan menggunakan bahan-bahan yang terdiri dari kayu dan bambu. 

Setelah pembangunan Tarub Agung selesai, maka Wiralodra menyiapkan saat akan diresmikannya pedukuhan tersebut. Wiralodra menghendaki agar peresmian tersebut dilaksanakan dengan suatu upacara sebagaimana lazimnya, yaitu mengadakan acara selamatan serta keramaian ala kadarnya. 

Pada saat yang telah ditentukan, diresmikanlah berdirinya dukuh Cimanuk itu dengan segala kemeriahannya. Berbagai hewan peliharaan seperti kerbau, sapi, rusa, dan kambing disembelih untuk merayakan berdirinya dukuh Cimanuk, kemudian rakyat berkumpul di Tarub Agung untuk merayakan peresmian serta menikmati hidangan yang disajikan. Sebelum selamatan dimulai, terlebih dahulu Wiralodra mengucapkan pidato peresmian. 

Suasana seketika menjadi hening, ketika Wiralodra berdiri sambil menucapkan salam, sesudah memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka Wiralodra mulai menguraikan riwayat berdirinya pedukuhan Cimanuk. Kemudian mengakhiri pidatonya dengan kata-kata “Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhan ini, maka pedukuhan ini kami namakan Darma Ayu”. 

Selanjutnya Wiralodra mempersilakan Ki Tinggil untuk membacakan do’a. Ki Tinggil membacakan do’a dengan khidmat, sementara para hadirin membaca aamiin. Selesai membaca do’a Ki Tinggil mempersilakan para hadirin untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan. 

Sambil berkelakar seperti biasanya, Ki Tinggil berkata “Alangkah senangnya, kalau makan-makan seperti ini bisa kita adakan setiap bulan, Hadirin pun tertawa mendengar kelakar Ki Tinggil itu. 

Di luar ramai gamelan dibunyikan seperti calung, angklung dan lain-lain. Kemudian Ki Tinggil memasuki tarub dimana kesenian tayub diselenggarakan. Kedatangan Ki Tinggil disambut hadirin yang berkumpul di tempat itu, kemudian oleh salah seorang yang hadir, disuguhkan kepada Ki Tinggil sehelai selendang sebagai tanda penghormatan agar Ki Tinggil mau menari. 

Dengan senyum-senyum simpul akhirnya Ki Tinggil menerima selendang itu dan memasangnya pada pinggangnya, kemudian mulailah menari. Tarianya amat jenaka sehingga para hadirin yang berkumpul disitu bersorak-sorai sambil bertepuk tangan. 

Sementara Ki Tinggil berlenggak-lenggok sambil menggoyang-goyangkan pantatnya, biji matanya yang memang besar itu diputar-putarnya ke segala penjuru jurusan, sementara bibirnya menonjol oleh giginya yang cukup besar. Semua penonton senang sekali menyaksikan tarian Ki Tinggil hingga suasana menjadi semakin meriah. 

Demikianlah peresmian Tarub Agung pun selesai dan diakhiri dengan selamat. Itulah cerita singkat tentang sejarah kedatangan Wiralodra di Indramayu. 

TAMAT 

Dikutip dari Sejarah Kedatangan Wiralodra di Indramayu Karya H. A. Dasuki (Tahun 1977).

Ini Dia Seblak Paling Ngetop di Indramayu

$
0
0
Seblak Gaston Losarang Indramayu (Dok. Didno)

Seblak makanan khas dari Bandung ini sekarang sudah dijual di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Indramayu. Tetapi siapa yang menjual seblak pertama di Indramayu tentu jawabannya adalah Seblak Bandung Tea, pemiliknya adalah Ibu Yuli. 

Seblak Bandung Tea sering juga disebut Seblak Gaston karena ada salah satu varian seblaknya bernama Seblak Gaston. Selain seblak Gaston, seblak tahu dadu, seblak si hitam, seblak melati, seblak orange, sebkak jaat, seblak changcut, seblak jupe, seblak jablay, seblak siomi, seblak siomay dan lain-lain. Selain seblak, ditempat ini dijual juga mie rebus dan mie goreng.

Mie Goreng (Dok. Didno)

Ibu Yuli menceritakan kepada BloggerMangga bahwa dirinya merupakan penjual Seblak pertama di Indramayu yakni sejak tahun 2014 pada saat itu Indramayu sedang dilanda banjir di sebagian Pantura. Di tempat lain di Indramayu belum ada yang jual seblak. Bahan bakunya memang masih dikirim dari Bandung sedangkan bumbunya dibuat sendiri di Losarang Indramayu. 

Ibu Yuli pemilik Seblak Bandung Tea (Dok. Didno)

Setiap hari jualan seblaknya laris manis terbukti dari banyaknya pembeli yang antri setiap harinya dan dagangan selalu habis setiap hari. Seblak Bandung Tea buka dari jam 11 hingga jam 7 malam bahkan sebelum maghrib sudah tutup karena bumbunya habis. 

Pembelinya selalu antri (Dok. Didno)

Seblak Gaston atau Seblak Bandung Tea lokasinya di Krimun Losarang kalau dari arah Indramayu setelah Rumah Sakit Bhayangkara (Sebelah Selatan Jalan Raya). Tepatnya di jalan Bendung Caplokan. Kalau dari jalan Pantura kurang lebih hanya 50 meter saja. 

Soal rasa seblaknya, bumbu dan rasanya tercampur merata sehingga rasanya lezat dan berbeda dengan seblak lainnya. Selain itu banyaknya varian rasa yang ada di tempat ini membuat konsumen tidak merasa bosan dengan rasa yang itu-itu saja, dan ingin mencoba rasa yang lainnya. 

Seblak Makaroni (Dok. Didno)

Harganya sangat terjangkau di kisaran 7 - 10 ribuan saja tergantung campuran yang ada di dalam seblak tersebut seperti telor, baso, sayur dan lain-lain. Dengan harga yang terjangkau tersebut tidak heran jika seblak Ibu Yuli ini ramai dikunjungi oleh pembeli walaupun lokasinya tidak terlihat dari jalan pantura. 

Nah bagi Anda yang penasaran dengan Seblak Paling Ngetop di Indramayu ini, berikut ini saya berikan lokasi Seblak Bandung Tea atau Seblak Gaston Losarang.

Davi Budiman, Pria Jomblo Paling Gokil Se-Indramayu

$
0
0
Davi Budiman (Gambar FB Da Vi)

Namanya mungkin belum banyak dikenal oleh masyarkat Indramayu karena dia bukan artis atau tokoh ternama, tetapi bagi rekan-rekannya yang ada di wilayah Gabuswetan khususnya blok Kesambi tentu pasti mengenal sosok pria yang sering mengaku jomblo ini. 

Keseharian dia sebagai seorang penjual benih ikan lele dan penjaga warung tidak membuat dirinya berhenti untuk berkreativitas. Justru dia sering membuat video-video pendek yang membuat temannya baik di media sosial atau rekan-rekan yang ada di sekelilingnya menjadi terpingkal-pingkal.
Davi sedang jaga warung (Dok. FB Da Vi)

Beberapa videonya sering diunggah ke media sosial facebook, dengan menggunakan beberapa aplikasi yang ada di smartphone tetapi hasilnya membuat siapapun yang lihatnya menjadi tertawa dan tersenyum, maka tidak heran dia sering diberi nama jomblo gokil oleh rekan-rekannya. 

Ide cerita yang ada di otaknya sangat banyak sehingga selalu muncul lawakan-lawakan segar dari dalam dirinya yang kemudian direkam dan dishare ke media sosial. Ditambah hobinya sebagai seorang penggemar futsal membuatnya sering membuat lawakan-lawakan segar tentang futsal. 

Davi dan teman-teman futsalnya (Dok. Da Vi)

Sayangnya dia belum memanfaatkan ide-ide gokilnya tersebut untuk mendapatkan uang dari Youtube dengan membuat akun Youtube dan memonetise videonya sehingga dia bisa mendapatkan penghasilan dari ide-idenya tersebut. 

Tetapi dibalik wajah dan tampilannya yang sering berubah-ubah, Davi Budiman seorang pemuda yang taat beribadah. Dia tidak pernah meninggalkan sholatnya. Bahkan sering menjadi muadzin di masjid yang ada di desanya. 
Davi sering menjadi muadzin di masjid (Dok. FB Da Vi)
Penasaran dengan gaya dan lawakan dari seorang Davi Budiman, berikut videonya : 

Viewing all 445 articles
Browse latest View live